Kamis, 13 Januari 2011
pengakuan Markus Horizon soal nyaris Blunder
masih terbayang dalam ingatan seluruh penggemar sepakbola Indonesia aksi berbahaya kiper Tim Merah Putih, Markus Horison, saat menghadapi Filipina pada leg pertama babak semifinal Piala AFF Suzuki 2010.
Seolah tanpa koordinasi, kiper asal Persib Bandung tersebut mendadak maju untuk menyambut umpan lambung lawan. Padahal, saat itu ada bek Indonesia, Maman Abdurrahman, yang sudah siap menyundul bola.
Walhasil, Markus dan Maman malah bertubrukan, yang mengakibatkan bola liar. Pemain Filipina kemudian menyambutnya dengan tendangan setengah salto ke arah gawang Indonesia. Beruntung, ada Zulkifli Syukur yang berhasil menyelamatkan gawang timnas dari kebobolan.
Kejadian itu juga yang tak bisa terlupakan begitu saja bagi seorang Markus. Saat ditemui Tribunnews, usai latihan di Lapangan ABC, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/12), ia mengakui hal tersebut menjadi pelajaran berharga sebelum tampil pada leg kedua di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/12) malam.
"Saya hanya berpikir ingin menyelamatkan gawang dan meninju bola sejauh mungkin. Tapi saat itu memang sedikit kacau. Suara suporter yang sangat keras sehingga teriakanku tak didengar Maman. Saya tak menyalahkan Maman, tapi ini koreksi penting sebelum leg kedua besok (malam ini)," tutur Markus.
Fokus! Itulah hal utama yang dijanjikan kiper kelahiran Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, tersebut. Kiper berpostur 185 cm ini memang menjadi andalan utama Pelatih Alfred Riedl sebagai palang pintu terakhir gawang Pasukan Garuda.
Tak heran memang, kualitas Markus saat ini terbilang paling baik dibanding kiper lain, seperti Kurnia Meiga maupun Ferry Rotinsulu.
Kehebatannya sudah diakui level Asia, yang terbukti dengan peringkat 15 besar tahun lalu dalam daftar pemain terbaik Asia versi Federasi Sepakbola Asia (AFC).
Kecekatan, ketepatan, dan pengalamannya membaca arah pergerakan lawan, menjadi sejumput keunggulan Markus. Masih banyak lagi tipikal kehebatan kiper yang dibesarkan namanya oleh PSMS Medan ini.
Paling unggul, tentu saja kemampuannya dalam mengantisipasi bola-bola atas dan sepakan yang mengarah ke sisi atas. Dan hal itu akan menjadi fokus Markus saat meladeni Filipina, yang menjadi laga penentu ke final.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar